Peringati Hari Kartini, Ribuan Siswi Pakai Kebaya
Martapura – Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April berlangsung meriah di seluruh Indonesia, begitu pula peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Martapura dengan mengangkat tema “Every Woman is Super Women“. Kamis (21/04/2017), SMK Negeri 1 Martapura melaksanakan upacara peringatan Hari Kartini di halaman sekolah yang diikuti oleh ribuan siswa, dewan guru, serta staf tata usaha. Upacara yang berlangsung mulai pukul 07.30 s.d. selesai dilaksanakan dengan penuh khidmat. Berbeda dengan peringatan hari besar lainnya, Hari Kartini selalu diperingati dengan meriah, dimana seluruh siswi, guru, dan staf tata usaha perempuan memakai baju kebaya. Sedangkan untuk siswa, guru, dan staf tata usaha laki-laki memakai baju batik.
Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kepala SMK Negeri 1 Martapura, Ibu Dwi Ayati, M.Pd. Sedikit berbeda dengan pelaksanaan upacara pada umumnya, penyelenggaraan upacara Hari Kartini kali ini terbilang sangat istimewa karena hampir seluruh petugas upacara adalah perempuan. Dalam upacara ini, juga dibacakan ringkasan riwayat hidup R.A. Kartini yang telah dibukukan dengan judul buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” agar dapat diketahui dan diteladani oleh seluruh peserta upacara. Habis Gelap Terbitlah Terang merupakan buku kumpulan surat yang ditulis oleh R.A. Kartini. Kumpulan surat tersebut dibukukan oleh J.H. Abendanon.
Ibu Dwi Ayati, M.Pd dalam amanatnya menyampaikan rasa bangganya dengan petugas upacara Hari Kartini kali ini yang seluruhnya adalah perempuan, hal ini menandakan bahwa perempuan tidak kalah dengan laki-laki sesuai dengan harapan R.A. Kartini. Pelajaran yang dapat dipetik dari perjuangan R.A. Kartini adalah agar perempuan tidak menjadi bodoh, karena perempuan akan menjadi madrasah pertama atau menjadi lembaga pendidikan pertama di dalam sebuah keluarga. Beliau berpesan agar makna emansipasi wanita yang dicita-citakan dan diharapkan oleh R.A. Kartini jangan sampai kebablasan. Emansipasi dan kesetaraan gender bukan dimaknai sebagai bentuk pembebasan dengan meninggalkan kodrat seorang perempuan. Sepintar-pintar dan setinggi-tingginya pendidikan yang diperoleh oleh perempuan, tidak akan menghapus kodratnya sebagai seorang istri yang harus selalu patuh terhadap suami dan memiliki kewajiban mendidik anak sebagai seorang ibu. Sebagai penutup amanatnya, Ibu Dwi Ayati berharap agar seluruh siswi SMK Negeri 1 Martapura bangga menjadi seorang perempuan dan nantinya akan menjadi calon-calon ibu rumah tangga yang profesional. Jangan menuntut kesetaraan gender berlebihan yang melebihi kodrat sebagai seorang wanita. Semoga menjadi wanita-wanita yang berguna bagi bangsa dan negara di bawah lindungan Allah SWT. Selamat Hari Kartini! (Bustanil)